[Cerpen] Hujan, Musik, dan Segelas Kopi di Cangkir Kecil
Gadis berambut hitam di ujung trotoar itu melangkah tergesa-gesa, tangannya menenteng tas kulit bermerk. Sepatu boots cokelat beludru ala victoria menghiasi kaki jenjangnya. Dipadu dengan rok mini dan kemeja berkerah tinggi, sesekali dia merapikan ujung-ujung rambutnya karena takut tatanannya dirusak angin. Sejak dia berjalan kaki karena mobilnya mogok di tengah jalan, gadis itu telah menjadi pusat perhatian seakan dia adalah lukisan indah Tuhan diantara gunung-gunung dan lautan, beberapa pria nakal bersiul keras saat dia berjalan melewati lampu merah. Gadis itu hanya bisa mendengus, tidak tahu harus marah pada siapa, dia bahkan merasa malu untuk mengangkat wajahnya, matanya terus menunduk menatap trotoar jalan yang basah bekas hujan semalam. Dia tidak menyadari sebuah motor yang lepas kontrol melaju ke arahnya,
“Aww!” Pekiknya. Dia terhempas kepinggir trotoar saat menghindari motor itu, “Sial!” Jeritnya, tapi pengendara motor telah melarikan diri.
Gadis itu menghela napas panjang, kantornya tidak jauh lagi dan jam masih menunjukkan pukul 06.30. Dia memutuskan untuk masuk ke salah satu kedai kopi di pinggir trotoar sekedar memperbaiki suasana hatinya. Segelas kopi dan sedikit pijatan di betis cukup membuatnya lega. Diluar hujan mulai turun, “Syukurlah” pikir gadis itu merasa masih ada sedikit keberuntungan dihari yang sial. Lagu somewhere out there yang dibawakan oleh Linda Ronstadt dan James Ingram mengalun lembut dari meja kasir, “Sial” sekali lagi gadis itu merasa harinya sial.
Hujan, musik dan segelas kopi dicangkir kecil membawanya kembali pada satu hal: Kenangan.
Dear Dave
Dave saya masih ingat, waktu pertama kali kamu mengatakan kopi saya manis padahal saya lupa menaruh gula di dalamnya. Saya tidak bisa lupa waktu kamu menarik saya keluar, ketengah hujan dan mengatakan saya tetap cantik walaupun rambut saya rusak kena hujan. Dave, saya juga tidak akan pernah lupa ketika kita menonton konser, seorang gadis kecil tengah menyanyikan lagu somewhere out there di atas panggung , saat itulah kamu mengungkapkan isi hatimu pada saya. Hujan, musik dan segelas kopi dicangkir kecil, ketiganya membuat hati saya sendu karena merindukan kamu. Saya tidak tahu apa yang sedang kamu lakukan, tapi saya sedang memandangi hujan sambil tersenyum sendiri. Sekali lagi saya katakan, saya merindukan kamu.
Gadis itu menutup notebooknya setelah menekan tombol sent pada emailnya. Hujan belum juga reda dan musik masih mengalun lembut, gadis itu menyesap kopinya, “Sial, kenapa saya merasa senang?” Pikirnya menyadari betapa sialnya dia hari ini.
Kenangan memang begitu, dia bisa membuat seseorang berhenti sejenak dari kesibukannya yang melelahkan. Setelah itu dua kemungkinan pasti terjadi: orang itu menjadi bahagia atau malah menangis, tergantung apa yang dikenangnya.
Salam Fiksi Guyssss
sumber by :
https://www.kompasiana.com/tokapelawi/cerpen-hujan-musik-dan-segelas-kopi-di-cangkir-kecil_5915e164759773bf3bd9ef5f
Tidak ada komentar:
Posting Komentar